Sang perempuan tergolek lemas
di antara ribuan ilalang
Pandangan matanya kosong
KOSONG
sesekali ia melihat semut nakal menjamah kaki mungilnya
Ia tak menghirau
Ia hanyut dalam diam
dan hampa
Senja tlah menunjukkan kemegahannya
ribuan burung gereja berarak pulang
kembali dalam sarangya
Langit yang cerah kini tlah berubah senja
Ia tetap hanyut dalam dunianya...
diam dan kosong
Dalam kehampaan hidup dan kegalauan hatinya
ia kembali memutar kepingan memory
Andai aku bisa mengulang waktu...
Andai aku bisa memutar semua kenangan...
Andai...
Andai...
Andai...
Air matanya menetas
Tetap dalam keheningan
menangis dalam hening tanpa isak
HAMPA
Hari sudah mulai gelap
nampaknya langit kali ini tak bersahabat
mendung menyelimuti kegelapan
tak ada BULAN yang bersinar
dan BINTANG yang memancar
Ia tetap terdiam diam dalam kegelapan
tangisannya tak terhenti lagi
tangisan tanpa isak
Tes...
Tes...
Tes...
Air hujan mengguyur padang ilalang
namun,ia tak kuasa berdiri
Tangan dan kaki sudah tiada daya
Dibiarkan tubuh mungilnya diguyur hujan kala itu
kini,, air hujan tlah menyatu dengan air matanya
menyatu,,menjadi satu..
dalam kilatan tang menggelegar
dan guntur yang bergemuruh,,
ia tetap terdiam dan tetap menangis tanpa isak
Hujan semakin deras
tiada daya dan kuasa tuk berjalan
pandangannya yang kosong kini mulai gelap
gelap,
dan perlahan menghilang,, bahkan kabur
kepalanya mulai terasa berat
dan...
ia tersungkur dalam padang ilalang
ia terlalu lemah
terlalu lemah tuk berontak akan keadaan
dalam ketidakberdayaannya
perlahan ia membuka matanya
mungkin untuk terakhir kalinya menatap gelapnya langit
seraya berkata,,
"ibu,,,peluk dan tuntunlah aku dalam
TANGGA menuju SURGA..."
di antara ribuan ilalang
Pandangan matanya kosong
KOSONG
sesekali ia melihat semut nakal menjamah kaki mungilnya
Ia tak menghirau
Ia hanyut dalam diam
dan hampa
Senja tlah menunjukkan kemegahannya
ribuan burung gereja berarak pulang
kembali dalam sarangya
Langit yang cerah kini tlah berubah senja
Ia tetap hanyut dalam dunianya...
diam dan kosong
Dalam kehampaan hidup dan kegalauan hatinya
ia kembali memutar kepingan memory
Andai aku bisa mengulang waktu...
Andai aku bisa memutar semua kenangan...
Andai...
Andai...
Andai...
Air matanya menetas
Tetap dalam keheningan
menangis dalam hening tanpa isak
HAMPA
Hari sudah mulai gelap
nampaknya langit kali ini tak bersahabat
mendung menyelimuti kegelapan
tak ada BULAN yang bersinar
dan BINTANG yang memancar
Ia tetap terdiam diam dalam kegelapan
tangisannya tak terhenti lagi
tangisan tanpa isak
Tes...
Tes...
Tes...
Air hujan mengguyur padang ilalang
namun,ia tak kuasa berdiri
Tangan dan kaki sudah tiada daya
Dibiarkan tubuh mungilnya diguyur hujan kala itu
kini,, air hujan tlah menyatu dengan air matanya
menyatu,,menjadi satu..
dalam kilatan tang menggelegar
dan guntur yang bergemuruh,,
ia tetap terdiam dan tetap menangis tanpa isak
Hujan semakin deras
tiada daya dan kuasa tuk berjalan
pandangannya yang kosong kini mulai gelap
gelap,
dan perlahan menghilang,, bahkan kabur
kepalanya mulai terasa berat
dan...
ia tersungkur dalam padang ilalang
ia terlalu lemah
terlalu lemah tuk berontak akan keadaan
dalam ketidakberdayaannya
perlahan ia membuka matanya
mungkin untuk terakhir kalinya menatap gelapnya langit
seraya berkata,,
"ibu,,,peluk dan tuntunlah aku dalam
TANGGA menuju SURGA..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar